Buka-buka foto lama nemu foto saat aku lagi makan belalang goreng. Mungkin saat itu aku masih TK atau mungkin SD kelas 1 di Bandung, kelihatan dari pipiku yang masih cabi alias tembem. Sekarang juga masih cabi, tapi nggak terlalu. 😛
Belalang goreng itu dibeli bapak waktu pulang ke Gunungkidul, saat itu aku nggak ikut karena nggak libur sekolah. Bapak membelinya bukan di toko oleh-oleh, tapi di penjual pinggir jalan di daerah Mijahan (kalau ga salah). Belalang gorengnya dikemas dengan toples mika ukuran sedang (toples mika ukuran kue lebaran) dengan rasa pedas dan original. Kata bapak 1 toples ditawarkan dengan harga Rp.25.000,-. Karena bapak beli 2, sama penjualnya di diskon Rp.5.000,-. Oleh-oleh buat aku sama ibu katanya.
Bapak menyarankan untuk mencopot kaki-kaki dan suthang (kaki bagian belakang) sebelum dimakan, karena untuk yang pemula kalau ngunyahnya kurang lembut bisa nyangkut dan bikin kesedak, karena ada duri-duri kecilnya. Bismillah..dan aku mencoba makan satu dulu. Karena untuk sebagian orang yang baru pertama kali mengkonsumsi belalang bisa gatal-gatal alias biduran. Karena tidak ada reaksi biduran, akhirnya aku lanjut makan belalang goreng sama bapak dan ibu sambil minum teh hangat. Yummy… 😀